Menghabiskan Jatah Gagal

Wawan Prasetyo
2 min readJan 1, 2021

--

“Apa yang kamu dapatkan di masa mendatang akan sangat bergantung dengan apa yang kamu lakukan hari ini” — Bapak

Tahun baru waktunya beresolusi. Membuat rencana dan harap yang ingin disegerakan untuk dicapai. Beramai-ramai kita menuliskan dan meng-amin-kannya.

Sejatinya sifat manusia. Kita adalah makhluk yang senang mengapresiasi pencapaian, yang bentuknya keberhasilan atau kesuksesan. Pun harus diakui bahwa kita adalah makhluk yang senang menerima pujian ketika berhasil mengerjakan sesuatu. Senang dihadiahi ketika mencapai target. Dan melakukan selebrasi seremonial ketika merayakan suatu keberhasilan.

Setiap orang berhak mendapatkan keberhasilan dan merayakannya. Tapi kita lupa bahwa kegagalan juga berhak hadir dalam setiap agenda hidup ini. Jika keberhasilan kita sambut dengan meriah, maka kegagalan juga berhak mendapatkan “panggungnya”. Merayakan kegagalan.

Saya percaya bahwa setiap dari kita dilahirkan dengan jatah gagalnya masing-masing. Ilmuwan sekaliber Edison menggambarkan jatah gagalnya dengan kalimat berikut: “I have not failed 10,000 times. I have not failed once. I have succeeded in proving that those 10,000 ways will not work. When I have eliminated the ways that will not work, I will find the way that will work.”

Sebelum menjadi salah satu perusahaan paling bernilai hari ini, Steve Jobs pendiri Apple bahkan pernah dipecat dari perusahaan yang ia bangun. J.K Rowling penulis buku Harry Potter juga sempat ditolak banyak penerbit sebelum sampai hari ini menjadi salah satu buku terlaris sepanjang masa.

Lantas bagaimana menghabiskan jatah gagal? Ketika kita mendapatkan sebuah kesempatan. Grab it!

Banyak dari kita yang takut mencoba, padahal ketakutan hanya ada di kepala kita. Seringkali kita memikirkan kemungkinan gagal. Dan sekali lagi, bahwa hal itu hanya ada di kepala.

Jika kesempatan adalah salah satu agenda untuk mengetahui seberapa banyak jatah gagal kita. Maka sering-seringlah mengambil kesempatan itu.

Kegagalan adalah bagian pelajaran hidup yang tidak ada satupun orang mampu menghindarinya. Kita harus yakin bahwa kegagalan adalah bagian dari experience. Hal yang tidak bisa diuangkan.

Source: Unsplash

Namun lagi-lagi, menghabiskan jatah gagal perlu pertimbangan. Pertama, ambillah kesempatan itu dan mulailah dengan sesuatu yang possible untuk dilakukan. Kedua, teruslah haus akan ilmu dan terus merasa bodoh.

Mumpung masih muda. Sudah waktunya ambil bagian untuk lebih banyak mencicipi rasa gagal. Katakanlah beresolusi itu penting, dan lebih bermakna jika kita menerima bahwa kegagalan akan hadir tanpa aba-aba, tanpa izin.

Tahun baru makan terasi, makan terasi di kota Tegal

Tahun baru beresolusi, dan siap menghabiskan jatah gagal.

--

--

Wawan Prasetyo
Wawan Prasetyo

Written by Wawan Prasetyo

Mencari makna hidup sambil berkarya di Yayasan Hasnur Centre. Temukan saya di @wawprasetyo

No responses yet