Mengapa Kita Perlu Merayakan Kemenangan Kecil?

Wawan Prasetyo
3 min readMar 1, 2023

“Menjadi fans MU adalah cobaan yang selalu saya cobain”

Saya akan mengawalinya dengan satu cerita masa kecil tentang sepakbola. Olahraga yang begitu saya kagumi sejak pertama kali menonton televisi. Dan Manchester United (MU), klub dari Inggris lah yang kemudian membuat saya terus jatuh cinta dengan sepak bola.

Tahun 2006–2010 saya menyaksikan masa jaya MU yang hampir setiap tahunnya selalu memenangkan piala, termasuk ketika mengangkat trofi UEFA Champions League 2008. Saya semakin jatuh cinta dengan MU, juga sang pelatih Sir Alex Ferguson.

Photo by Manchester Evening News

Patah hati dari waktu ke waktu pernah saya rasakan ketika MU dikalahkan Barceloga pada final UCL 2009 dan 2011. Juga kepergian Cristiano Ronaldo (CR7) ke Real Madrid tahun 2009. Fast forward, 2012/ 2013 (ketika saya SMP) merupakan tahun terakhir MU menjuarai English Premier League (EPL).

Sejak tahun 2013 hingga setidaknya pertengahan 2022 tidak banyak prestasi yang ditorehkan MU. Bahkan MU pernah “puasa” gelar juara selama 6 tahun lamanya. Jelas ini merupakan momen-momen keteguhan hati seorang fans MU yang harus terus sabar.

Photo by Goal.com

Hingga akhirnya kedatangan Erik Ten Hag (ETH) sebagai pelatih baru MU yang membawa passion dan spirit baru bagi fans MU. ETH membawa MU ke “jalan yang benar”, the right path MU should be. Salah satu klub Inggris paling sukses sepanjang sejarah.

Secara perlahan MU mulai menemukan performa terbaik, mengembalikan semangat para pemain hingga akhirnya mendulang kemenangan demi kemenangan. Puncak awalnya pada 26 Februari 2023 dimana MU berhasil mengangkat piala Carabao Cup. Gelar juara yang cenderung kurang prestisius dan dianggap sebagai “piala ciki”.

Namun, poin utama tulisan ini bukan tentang MU. Ini tentang bagaimana kita sebagai manusia merayakan kemenangan-kemenangan kecil setiap harinya. Kemenangan yang sebenarnya telah kita raih sejak bangun tidur: bernafas dengan lega, organ tubuh yang berfungsi dengan baik, hingga nikmat sehat jasmani.

Kemenangan tersebut terkadang tidak kita sadari. Sebagaimana kemenangan-kemenangan kecil MU yang pada akhirnya melepas dahaga “puasa gelar” selama 6 tahun.

Photo by Bola.net

Hemat saya, rentang waktu selama 6 tahun MU “puasa gelar” sebenarnya memberikan banyak kemenangan kecil yang mungkin tidak disadari. MU menjadi tahu mana pemain yang bermain dengan passion dan sebaliknya. MU juga menyadari buruknya manajerial ketika banyak membeli pemain mahal yang justru tidak efektif. Juga kesadaran MU yang pada akhirnya memandang fans sebagai aset utama yang harus dijaga kepercayaannya.

Meski itu merupakan pengalaman buruk, setidaknya MU belajar menjadi lebih hemat, efektif, efisien dan menghormati keberadaan fans.

Secara konteks dengan kehidupan hampir sama. Setiap hari kita bertemu dengan orang lain dan peristiwa yang mungkin menjengkelkan. Namun, hal tersebut tidak mengurangi kemenangan kecil dimana kita tetap diberikan Tuhan YME kesempatan untuk terus hidup di bumi-Nya. Juga belajar menjadi pribadi yang sabar dan syukur ketika dihadapkan pada berbagai cobaan.

Photo by Lara Muller on Unsplash

Youtuber favorit saya, Ferry Irwandi pernah menyampaikan bahwa hidup merupakan serangkaian masalah yang akan terus hadir. Sehingga ketika tiba masanya untuk bahagia, maka berbahagialah dan nikmati kebahagiaan itu.

Saya percaya bahwa dalam hidup selalu ada sudut-sudut tertentu yang menyimpan bahagia, tinggal bagaimana kita menempatkan pandangan pada sudut tertentu.

Jadi, mengapa kita perlu merayakan kemengan kecil?

Karena pada dasarnya bagaimana mungkin kita diberikan kemenangan yang besar jika kemenangan kecil saja tidak pernah disadari dan disyukuri. Mari terus belajar mengapresiasi kemenangan-kemenangan kecil dalam hidup.

Jangan lupa nikmati serangkaian cobaan yang harus kita cobain.

--

--

Wawan Prasetyo

Mencari makna hidup sambil berkarya di Yayasan Hasnur Centre. Temukan saya di @wawprasetyo