Manner adalah Kunci Melanjutkan Hidup

Wawan Prasetyo
3 min readFeb 28, 2023

“Manners Maketh Man” — Kingsman

Kita merupakan produk nenek moyang yang tidak banyak berubah sejak ratusan tahun lalu, bahkan menurut mayoritas riset ilmiah mengungkapkan ukuran otak manusia tidak mengalami perubahan. Artinya, dalam proses evolusi manusia sejatinya bekerjasama menjadi “DNA” kita yang sudah langgeng dari masa lampau.

Photo by Wim Arys on Unsplash

Manner

Mari kita berkomunikasi dengan sejarah untuk mengetahui seberapa penting peran manner dalam melanggengkan hidup manusia. Ketika hidup nomaden, nenek moyang kita berburu hewan besar secara berjamaah agar bisa melanjutkan hidup. Tentu tidak mudah bekerjasama, karena harus berhadapan dengan masing-masing karakter. Ada yang berperan sebagai pembantu, pesuruh, pesaing hingga pemimpin. Hal tersebut menimbulkan konflik secara tersirat yang sengaja disimpan agar mampu berburu hewan besar demi melanggengkan hidup.

Hari ini, konfliknya tidak berubah. Hanya konteksnya saja yang mengalami pergeseran. Bayangkan ketika ada pemimpin yang tidak disukai karena berbagai kebijakan yang tidak memihak, disisi lain kita tetap perlu bekerja dalam rangka mendapatkan gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Lalu hubungan kita dengan orang tua, bisa jadi pada momen tertentu kita merasa jengkel karena sikap overprotective mereka. Namun, karena adanya rasa hormat kita menjadi patuh kepadanya.

Kita ambil contoh yang lebih kecil, ketika kerja kelompok dengan teman lain. Ada saja pilihan-pilihan yang barangkali tidak sesuai dengan prinsip individu. Namun menyelesaikan tugas dengan baik adalah prioritas bersama agar mendapatkan nilai yang bagus.

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Cerita di atas menunjukkan bahwa kerjasama adalah satu upaya besar untuk terus eksis di kehidupan. Namun, poin pentingnya terletak pada Manner. Sulit rasanya menyukseskan satu projek jika sang pegawai menolak hormat kepada pimpinannya. Tidak harmonis pula hubungan keluarga jika tidak ada hormat antara orang tua dan anak. Juga tidak akan didapat nilai yang bagus jika satu individu merasa lebih pintar dari yang lainnya.

Pengaruh

Sebagaimana pepatah “dimana langit dijunjung disitu bumi dipijak”. Kita memiliki kendali penuh untuk menentukan cara bersikap, menempatkan diri hingga menghormati orang lain. Manner tersebut akan bermuara pada pilihan-pilihan yang menguntungkan bagi kita dan pihak lainnya, yang pada akhirnya akan menciptakan pengaruh diri.

Pengaruh tiap orang memiliki level yang berbeda tergantung pada manner yang kita upayakan. Sehingga penting untuk memilih pilihan-pilihan dalam hidup yang mungkin saja pada waktu tertentu menuntun kita pada kualitas hidup yang lebih baik.

Photo by Hannah Busing on Unsplash

Manner merupakan sebuah aset tak berwujud. Investasi jangka panjang dimana dampaknya mungkin tidak akan dirasakan minggu depan, bulan depan atau bahkan tahun depan. Namun, one day bisa saja kita diajak teman bekerja karena dulunya kita bersikap baik padanya. Tidak ada yang tau pada suatu hari kita dipercaya mengelola satu projek yang menjadi batu loncatan karir.

Kerjasama adalah kunci bertahan hidup yang berlaku dari masa lampau hingga hari ini. Dan Manner adalah kunci untuk terus mengasah kerjasama.

“Kita semua adalah jumlah total dari pengaruh kita terhadap orang lain” — Carl Sagan

Kita harus percaya bahwa pilihan baik menentukan kebiasaan baik. Kebiasaan baik yang dipupuk akan membangun habit yang positif. Habit positif dari waktu ke waktu akan mengantarkan kita pada kualitas hidup yang lebih baik.

--

--

Wawan Prasetyo

Mencari makna hidup sambil berkarya di Yayasan Hasnur Centre. Temukan saya di @wawprasetyo