Koperasi Indonesia butuh “Driver”
Beberapa sumber menyebutkan bahwa koperasi pertama kali muncul di Indonesia pada 1896 oleh Raden Arya Wira Admaja, seorang patih di Purwokerto. Saat itu koperasi didirikan untuk menolong para pegawai dari jeratan lintah darat. Selang waktu ke waktu, koperasi di Indonesia terus berkembang dari segi jumlah berkat adanya dukungan regulasi.
Koperasi mendapat tempat istimewa dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 1. Bahwa kemudian atas dasar itu koperasi dianggap sebagai gerakan ekonomi kerakyatan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Tapi koperasi hari ini entah apa yang merasuki sulit sekali dimengerti. Dan saya merasa tidak bijak jika membahas diskriminasi dan ketimpangan regulasi.
Jumlah koperasi memang terus berkembang, namun jenisnya masih sama. Mayoritas adalah simpan pinjam, produksi, konsumsi, dll. Koperasi kemudian berkembang di lingkungan kampus. UPI (dulunya IKIP Bandung) menjadi pelopor koperasi mahasiswa pertama yang mendirikan usaha hasil lokakarya berupa kantin yang dipelopori oleh Prof. Syamsuri dkk pada 1970-an.
Terinspirasi dari tulisan Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya Self Driving, menuturkan bahwa untuk melanggengkan perubahan butuh seorang manusia bermental driver (baca: mengarahkan/ mengemudi). Koperasi zaman Raden Arya hingga koperasi zaman Pak Teten mayoritas jenisnya masih sama: simpan pinjam, produksi, dan konsumsi. Lebih dari seabad pula koperasi belum mampu menunjukkan taringnya. Persentase sumbangsihnya pun terhadap PDB masih bisa dihitung jari.
Koperasi Indonesia butuh driver. Hari ini boleh jadi kita punya Koperasi Mahasiswa untuk menggerakkan darah muda agar aktif berkoperasi. Namun hal tersebut tidak cukup. Seorang driver butuh keberanian dan harus tau jalan tujuan (berbeda dengan penumpang). Saya melihat semangat menciptakan driver koperasi sudah mulai tumbuh dengan adanya kegiatan Rebranding KOPMA 4.0. Selain itu lebih dulu didirikan lembaga inovasi koperasi, Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation. Di Purwokerto juga ada inkubator Startup Coop, InnoCircle.
Koperasi Indonesia butuh driver. Saat ini sudah ada Pak Suroto, Mas Firdaus dkk, dan aktivis lainnya. Tapi saya kira itu belum cukup. Pejabat pemerintah harus menjadi driver, ibu-ibu lintas RT, hingga para pemuda dan mahasiswa.
#BravoKoperasi #SeringSharing